Menjelang Petang [2]
06.07 | Author: Soliloquy
Selamat sore, Tuan.
di saat ini aku menghadapmu
persis seperti kala lalu
bukan kedatanganku membawa upeti
engkau sudah tahu, Tuan.

kembali mengadu perihal usang
laku-lelaku
rasa-rerasa
yang kesemua kerna segumpal darah

laku-lelaku ku
lalu, kala dulu.
kini, kala detik menjentik.
kemudian, ...

rasa-rerasa
tentu bukan ketika riang-girang
tentu bukan kala canda-tawa
kala segumpal darah terpercik noda
kalut-semrawut

Oh Tuan
kembali engkau bungkam
seperti sore dulu menghadapmu
aduanku engkau balas senyum

Tuan, aduanku kepadamu penuh harap jawab
jikalau aku boleh memaksamu buka suara
ala tentara memaksa bicara Mutiari*
bahkan lebih kejam
akan kulakukan


kulihat gelap kian merapat
kemuning sore kian buram
kucukupkan sudah aduhku
soresore mendatang aku kembali datang, Tuan.

*Salah seorang tertuduh dalam kasus pembunuhan Marsinah [aktivis buruh yang diculik dan kemudian ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993]

Hay al-Asyr, 12.05.10.
|
This entry was posted on 06.07 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: