Sakaw
11.43 | Author: Soliloquy
dalam gelap pekat
setitik cahaya terlalu jauh untuk merapat
enggan menyelinap
sedetik saja
untuk memberikan pelita
mencairkan pekat
tak perlu lama

gelap hanya butuh pelita
gelap tak ingin selamnya gelap
berharap secercah cahaya
sekali lagi, tak perlu lama
yang dibutuhkan hanya intensitasnya
tak harus selamanya
dia butuh kesetiaan
tak harus selalu bersama

gelap dalam sekarat
kosong
gelap dalam kesendirian
tak ada suara menyapa?
siapa sudi menemani gelap
boleh pergi kemudian kembali
kembali dan pergi lagi

itu bukan berarti egoisme menyertai gelap
gelap hanya berharap
seberkas cahaya
bemimpi datangnya sahabat
berbagi kepekatan bersama gelap
Kelu
23.39 | Author: Soliloquy
sulit
tersekat kebingungan
miskin katakata
tak pandai mengolah kata
lemas
tak berdaya
menjumput abjad
putus
sampai di situ
tak banyak aksara terangkai
berujung bisu
dan mulutpun kelu
Semuram Malam Temaram
23.57 | Author: Soliloquy
Samarsamar perasaan itu menyapa
Mengunung kemudian redup
Hampir tak bersisa
Bak desir ombak
Menggoda penuh perdaya
Meninggalkan kegalauan dalam

Kenikmatan semu
Tergantikan perasaan tak menentu
Terkadang mematikan rasa
Membius urat saraf
Menahan laju darah
Meski tak seberapa lama

Inggin kubuang semua
Kutukar dengan tawa
Entah dengan apa, bagaimana?
Mengaburkan akibat nantinya
Biarlah...

Menghanyutkan merananya jiwa
Dengan sedetik pertemuan
Menyematkan kegelisahan

Rahangku tak tergerak
Untuk sekedar berucap
Kubuta akan waktu
Kumalu untuk dusta
Padaku
Padamu
Pada waktu

Untuk sementara biarlah senja menanggungnya
Malam temaram merasakan sakitnya
Hingga datang esok menebarkan sinarnya
Tersenyum
Sepanjang detik masih meniti
Tak Berjudul
14.41 | Author: Soliloquy
Aku tak mengerti harus berkata apa?
Aku juga tak tahu harus memilih apa?
Akupun bingung harus bagaimana?
Aku tak tahu
Aku tak mengerti
Aku bingung ...

Aku sadar
Itu wajar bagimu
Engkau malu
Meneruskan pertanyaanmu
Melanjutkan kata-katamu

Dan selanjutnya aku akan bagaimana
Menjawab kuncianmu
Akan membuat aku semakin bingung
Ah,,, itu nanti

Sekarang kata itu menghantuiku
Bayangmu berkelebat di mata
Tak mampu ku singkirkan
Wajahmu datang menghampiri

Jawabanku untukmu
Kata-katamu pilu
Hanya terhenti di situ
Penuh teka-teki ...

Cairo, 28 Oct 2008
Untukmu Sobat
21.37 | Author: Soliloquy

jarakmu denganku terlampau jauh
sosokmu juga bukan siapa-siapaku
keberadaanmu baru seumur jagung
dulu aku tak mengenalmu
apalagi dekat

hanya tuhan yang tahu
sekenarionya tak pernah terkuak
sebelum datang waktunya
terjadilah
selalu saja begitu

karena aku bukan rosul atau nabi
dirimu jua tak tahu menahu
mereka
atau entah siapa

hingga sekenario itu tiba
mempertemukan kita
begitu tiba-tiba
kita harus memainkan take itu
merampungkan sedikit perjalan kehidupan

bisa dihitung kita bersua
tak begitu lama
hanya beberapa patah kata menjadi suara
beradu mulut denganmu

hingga tiba saatnya
keluh kesah kutumpahkan padamu
sedikit kebahagian aku bagi untukmu
yah...meski sedikit
terlalu banyak aku menyusahkanmu
membangkitkanku dikala lemah
terposok tanpa daya
membuatku tersenyum dengan canda tawamu
meski kau belum lama mengenalku
baru seumur jagung
tak lebih

banyak hutang semestinya kubayar
tapi aku paham
kau tak membutuhkan itu
aku tahu akan keihlasanmu
begitu baiknya engkau
begitu berarti arti dirimu

selamnya akan kukenang
aku pahat dalam
tak terusik apapun
aku janji untukmu
karena aku selalu merindukan arti dirimu

>*:kepesembahkan hanya untukmu kawan
Misteri
14.37 | Author: Soliloquy
Saat kucoba yakini pilihan ini
Aku justru mulai ragu
Tepatkah ini?
Ini hanya tikungan sesaat
Atau memang inilah arah hidupku
Bantu aku memastikanya
Bantu aku yakiniya
Karna aku buta melihat masa depan
Jika kau mau;
Aku telah punya tiga kucian
Untuk kutawarkan


*** Maafkan aku sobat
12 Oktober
17.41 | Author: Soliloquy
Hari ini, entah hari keberapa dalam hidupku
Hari ini, umurku bertambah lagi
Hari ini, usiaku berkurang kembali
Dan setelah hari ini, entah berapa hari lagi kan kuhirup udara

19 tahun sudah Aku menikmati waktu
19 tahun sudah kujalani hidupku
Sedikit banyak kumerasakan kehidupan
Nyanyian hidupku membawa kegembiraan
Tangisan hidupku tak jarang karena kepedihan
Kegelisahan hidupku kadang disebabkan kehidupan

Kehidupan....oh kehidupan
Engkau nyata
Engkau tak sekedar ilusi
Engkau tak hanya misteri
Engkau pembawa kejutan
Dan engkaulah penunjuk kehidupan

12 oktober 1989
Dunia menambah populasinya
12 oktober 1989
Pertama kali aku ada
Pertama kali kuhirup udara
Untuk merasakan dunia
Merasakan kehidupan

Kini di tanggal dan bulan yang sama
Usiaku pun bertambah dewasa
Kuharap demikian pula adanya
Aku berharap semua tak seperti dulu kala
Seperti hari, minggu, bulan dan tahun yang telah berlalu
Sisa hidupku lebih barakah
Sisa umurku lebih manfaat
Sisa usiaku lebih baik

12 oktober 1989
12 oktober 2008
Tak sekedar berbeda angka
Harus berbeda
Harus lebih bermakna


*Catatan tahun ke-19
Hati
03.08 | Author: Soliloquy
hatiku dalam sakaratul maut
tak lagi suci;
saat aku masih bayi
ketika aku hanya minum asi
hingga hatikupun belum terkotori

pagi ini
hatiku dijamah kotoran
diperkosa kedengkian
tak suci lagi hatiku
atau mungkin telah mati

jiwaku semakin resah
bergelut dengan hati
iri dengki semakin memprovokasi
meracuni otak kiri

mengapa pagi tak lagi baik menyapaku
menyuguhiku dengan seonggok dosa
dan menambah keras hati

mungkin karena aku sudah tak minum asi
minumanku dusta
makananku hanya dosa

aku tak mengerti soal hati
yang aku tahu;
ia sumber kebaikan
iapun biang kerusakan
tak lebih

entah kapan terobati
hingga hatiku tak mati
hatiku kembali suci
meskipun tak lagi seperti bayi



NB:ketika dijamah dengki
Rinduku Tebal
14.03 | Author: Soliloquy
rindu...
sejak kapan aku punya rindu
akupun binggung
sepoi angin menampar wajah
seolah mengingatkanku
aku jua masih punya rindu
dan kini rinduku telah menghujam
tak terbendung oleh sekat
tak terpancung oleh suasana
rinduku kian mencuat
rindu tiada terperi
kelebat bayang mereka kian menghantuiku
terbawa kedalam buaian mimpi
seakan hati tak mau pergi
menjauh sedikitpun
apadayaku...
mereka tak disisiku
berada nan jauh disana
terbentang luas samudra
sekian detik tawa yang ku dengar telah menetesi lumbung rinduku
mengobati sedih hatiku
aku hanya berdoa
kita akan kembali bersua
berbagi rasa
dalam suka dan duka

NB:teruntuk keluarga tercinta
dusta
13.50 | Author: Soliloquy
nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan?

aku tak mulai mengerti
tahu namun hanya tahu
tak beranjak berubah
berwujud asa
hingga detik ini
dan entah sampai kapan
aku bisa menikmatinya
Dia yang maha tahu

mata masih terus melihat
hanya saja untuk apa?
telingga masih jelas untuk mendengar
namun untuk hal apa?
kedua kaki masih mampu berjalan
dan aku berharap
mengayunkan kaki menuju ridhlomu

hambamu hina dina
tak selalu taat
tak jua selamnya bermaksiat
berusaha meniti jalanMu
memohon terbaik dariMu
tangis kemerdekaan
11.23 | Author: Soliloquy
Merdeka!!!
Benarkah engkau merdeka?
Kini umurmu semakin tua
Bagai pagi yang kian senja
63 tahun sudah engkau merdeka
Terlepas belengu penjajahan
Aneh...
Semua itu tak banyak mengubahmu
Semua itu hanya bagai tanda
Tanda pernah lepas derita
Tak lebih
Seakan hanya sedetik
Seakan hanya sekejap mata
terlepas jerat kesengsaraan
Sejak kata itu lahir
Engkau tak ujung beranjak dari kesengsaraan
Bahkan kau terlihat semakin menderita
Terhina dimata dunia
Kurindu Arti Dirimu Kawan
02.11 | Author: Soliloquy

Ketika semua kenangan itu datang kembali, seolah Aku telah jauh berada di tempat yang tak ada seorang pun berada. Aku hanya sendiri ditemani sepi yang tak kunjung pergi. Aku pun masih ingat ketika Aku bersama mereka, tertawa bersama, bergurau tanpa batas, walaupun tak jarang perselisihan terjadi, salah paham di antara kita. Namun semua itu tak menghalangi kita untuk tetap berbagi.
Teringat masa-masa itu seakan Aku ingin terus bersama mereka. Berbagi kebahagian dan kepedihan. Mungkin itu hanya sebatas mimpi, toh sekarang Aku sudah jauh dari mereka. Kita tidak akan selalu bersama, tapi hati ini tak akan pernah jauh dan pergi, selalu bersamamu. laisa al firooq firooqul qolbi walakinnal firooq firooqul jasad....
kini Aku sungguh merindukan arti dirimu, yang akan selalu membuat Aku tetap tersenyum, memberiku berbagai keindahan yang tak terlukiskan.
Kawan...kenangan bersamamu sungguh tak kan terlupakan...

seperti air yang ku nantikan
tapi hanya butir pasir yang ku dapatkan
dimana senyum yang memanjakan
tapi hanya luka hati yang kutemukan
teringat saat kita bersama
lalui badai nan kelam
kita tetap berjalan
dimanakah engkau kini kau teman
hilang ditelan malam
tak kunjung datang
dimanakah kau berada
dimanakah kau kini
kurindukan arti dirimu kawan
saling berbagi indahnya mimpi kita
kurindukan arti dirimu kawan
lalui bersama
menembus dingin malam

Terus berjuang kawan, kita berpisah untuk berjumpa lagi, berbagi kebahagian di kemudian hari. Miss u all
mentariku
20.49 | Author: Soliloquy

tak terasa kini kau datang kembali
hanya sekejap
seolah baru saja menghilang
ditelan sang senja
terbenam oleh mal;m

aku sadar
ternyata kau tak menghilang
tapi engkau malu
malu pada penikmatmu
mereka hanya menikmatimu
jarang mentadaburimu
mereka hanya menikmatimu
sedikit yang memanfaatkanmu
itulah penikmatmu
hanya menikmatimu
akhirnya engkau bersembunyi dan malu
untuk datang lagi

mentariku...
engkaulah yang tahu
mengapa mereka hanya menikmatimu
dan engkau pun malu
gadis jendela itu
02.40 | Author: Soliloquy
setiap kali ku melihatmu
kau hanya termangu
melamun tiada ujung
yah...setiap ku melihatmu
di jendela itu

elok wajahmu kulihat
rambut hitammu terikat
bak seikat bunga
bola matamu bak permata
menyinarkan kesejukan

entah mengapa
apa yang kau rasakan
apa yang kau lamunkan
kau hanya berpangku tangan
meletakkan dagu manismu
di tanganmu
di jendela itu

ku coba membacamu
membaca wajahmu yang jenu
menerawang lamunan panjangmu

sepi...
sendiri...
mungkin itu
kau hanya ditemani sepi
sendiri tak berbagi