dalam gelap pekat
setitik cahaya terlalu jauh untuk merapat
enggan menyelinap
sedetik saja
untuk memberikan pelita
mencairkan pekat
tak perlu lama
gelap hanya butuh pelita
gelap tak ingin selamnya gelap
berharap secercah cahaya
sekali lagi, tak perlu lama
yang dibutuhkan hanya intensitasnya
tak harus selamanya
dia butuh kesetiaan
tak harus selalu bersama
gelap dalam sekarat
kosong
gelap dalam kesendirian
tak ada suara menyapa?
siapa sudi menemani gelap
boleh pergi kemudian kembali
kembali dan pergi lagi
itu bukan berarti egoisme menyertai gelap
gelap hanya berharap
seberkas cahaya
bemimpi datangnya sahabat
berbagi kepekatan bersama gelap
sulit
tersekat kebingungan
miskin katakata
tak pandai mengolah kata
lemas
tak berdaya
menjumput abjad
putus
sampai di situ
tak banyak aksara terangkai
berujung bisu
dan mulutpun kelu
tersekat kebingungan
miskin katakata
tak pandai mengolah kata
lemas
tak berdaya
menjumput abjad
putus
sampai di situ
tak banyak aksara terangkai
berujung bisu
dan mulutpun kelu
Samarsamar perasaan itu menyapa
Mengunung kemudian redup
Hampir tak bersisa
Bak desir ombak
Menggoda penuh perdaya
Meninggalkan kegalauan dalam
Kenikmatan semu
Tergantikan perasaan tak menentu
Terkadang mematikan rasa
Membius urat saraf
Menahan laju darah
Meski tak seberapa lama
Inggin kubuang semua
Kutukar dengan tawa
Entah dengan apa, bagaimana?
Mengaburkan akibat nantinya
Biarlah...
Menghanyutkan merananya jiwa
Dengan sedetik pertemuan
Menyematkan kegelisahan
Rahangku tak tergerak
Untuk sekedar berucap
Kubuta akan waktu
Kumalu untuk dusta
Padaku
Padamu
Pada waktu
Untuk sementara biarlah senja menanggungnya
Malam temaram merasakan sakitnya
Hingga datang esok menebarkan sinarnya
Tersenyum
Sepanjang detik masih meniti
Mengunung kemudian redup
Hampir tak bersisa
Bak desir ombak
Menggoda penuh perdaya
Meninggalkan kegalauan dalam
Kenikmatan semu
Tergantikan perasaan tak menentu
Terkadang mematikan rasa
Membius urat saraf
Menahan laju darah
Meski tak seberapa lama
Inggin kubuang semua
Kutukar dengan tawa
Entah dengan apa, bagaimana?
Mengaburkan akibat nantinya
Biarlah...
Menghanyutkan merananya jiwa
Dengan sedetik pertemuan
Menyematkan kegelisahan
Rahangku tak tergerak
Untuk sekedar berucap
Kubuta akan waktu
Kumalu untuk dusta
Padaku
Padamu
Pada waktu
Untuk sementara biarlah senja menanggungnya
Malam temaram merasakan sakitnya
Hingga datang esok menebarkan sinarnya
Tersenyum
Sepanjang detik masih meniti